Kiat Membuat Buah Belimbing Besar dan Mulus
Not allow reviews
Descriptions
Warna belimbing
itu kuning kemerahan dan tampak cemerlang. Tidak ada noda sedikit pun
di kulitnya yang licin mengkilat. Belimbing seperti itulah yang selalu
dihasilkan oleh Taifur, petani belimbing dari Demak. Ketika berkunjung
ke kebun belimbing milik Taifur di Kelurahan Betokan, Kecamatan Demak,
sebagian besar buahnya sudah dipanen. Yang tersisa hanyalah buah yang
masih muda. Namun, setelah mencari dengan susah payah, akhirnya kami
berhasil menemukan belimbing demak jingga yang sudah waktunya dipanen.
Penampilan belimbing itu memang merangsang selera. Warnanya kuning
jingga cerah. Panjangnya dari pangkal buah sampai ujung sekitar 15 cm.
Juringnya besar-besar. Rasanya manis menyegarkan.
Berikut pengalaman Taifur merawat tanaman belimbingnya sehingga menghasilkan buah yang mulus dan besar.
Pembungkusan
Kunci utama perawatannya menurut
petani yang sudah puluhan tahun menanam belimbing ini ialah pembungkusan
buah. Buah yang masih pentil harus segera dibungkus dengan daun jati
tua. Pembungkusan dilakukan sebelum hujan turun. “Kalau tidak, buahnya
busuk,” ungkap Taifur. Buah yang akan dibungkus dipilih yang masih
mulus, tidak ada titik-titik hitam.
Taifur memakai daun jati tua karena
pembungkus ini tahan terkena hujan angin sampai dua bulan. Daun jati
muda tidak tahan lama. Sebelum buah masak, pembungkusnya sudah
bolong-bolong. Lalat buah pun datang menyerang dan rusaklah belimbing
itu. Sebaliknya kalau memakai plastik buah akan rontok sebelum masak.
Selain itu, plastik tembus sinar matahari sehingga buah belimbing yang
dihasilkan warnanya pucat, tidak kuning kemerahan. Rasanya pun tidak
semantis buah yang dibungkus daun jati tua.
Didangir
Selain pembungkusan, yang juga
diperhatikan oleh Taifur ialah kegemburan tanah. Belimbing termasuk buah
yang menyukai tanah gembur dan mudah mengalirkan air yang berlebihan.
Itulah sebabnya setahun sekali tanah di sekeliling pohon perlu didangir.
Pendangiran dilakukan saat musim kemarau tiba tatkala tanahnya sudah
retak-retak. Seiring dengan itu pemilik 400 pohon belimbing ini seminggu
sekali menyiram pohonnya. Penyiraman tidak dilakukan per pohon. Air
siraman yang disedot pompa cukup dialirkan melalui parit-parit yang
sengaja dibuat di antara barisan pohon belimbing. Kedalaman parit buatan
Taifur sekitar 25 cm.
Taifur mengaku tidak memupuk pohonnya
secara teratur. Hanya kadang-kadang saja ia memberikan TSP dengan dosis
sekitar ¼ kg per pohon. Caranya dengan membenamkan pupuk itu di sekitar
batang sebatas tajuk pohon. Tapi, pemupukan ini belum tentu dilakukan
setahun sekali. Kendatipun demikian pohon belimbingnya tumbuh subur
lantaran tanah di kebun itu memang subur. Warnanya kehitaman, kaya
dengan unsur hara. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, Taifur
menyemprotkan azodrin dicampur pupuk daun gandasil B dan D. Sedang waktu
penyemprotan pun tidak teratur. Dosisnya, azodrin sebanyak 4 tutup
dicampur 4 sendok gandasil dilarutkan dalam 20 liter air. Dengan teknik
pemeliharaan seperti itu, Taifur selalu menghasilkan belimbing yang
besar dan mulus dengan warna yang merangsang selera
Add a review